Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati membuka kembali ekskavasi tahap tiga Situs Kumitir di Pendapa Balai Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto, Senin (6/9/2021). Pembukaan ekskavasi dengan anggaran Rp800 juta tersebut ditandai dengan tasyakuran potong tumpeng.
Turut hadir Kepala Dinas Kebudyaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jawa Timur, Sinarto, Kepala Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, Zakaria Kasimin, Kepala Disparpora Kabupaten Mojokerto, Amat Susilo serta Plt Camat Jatirejo, Masluchman. Pembukaan ekskavasi dihadiri perangkat Desa Kumitir dan warga yang terdampak.
Ekskavasi dijadwalkan berlangsung kurang lebih selama 22 hari ke depan yakni mulai tanggal 6-28 September 2021. Ekskavasi kali ini, kerjasama antara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto, BPCB Jawa Timur dan para akademisi di bidangnya.
Berdasarkan beberapa sumber, para arkeolog meyakini bahwa situs seluas 6 hektar tersebut merupakan bagian dari jejak arkeologis Kerajaan Majapahit yakni istana Raja (Bhre) Wengker. Raja Wengker menurut sejarah, adalah menantu pendiri Majapahit Raden Wijaya sekaligus paman Hayam Wuruk.
Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati mengatakan, aktivitas pembangunan di Desa Kumitir dilakukan secara hati-hati untuk mendukung ekskavasi. Hal ini sebagai langkah antisipasi, karena para arkeolog banyak yang meyakini akan ada temuan baru yang mungkin terjadi ke depan.
Bupati juga menyebut Situs Kumitir sebagai masa depan cerah bagi Mojokerto, karena akan menambah daftar penemuan baru dan pembuktian budaya Majapahit. Maka dari itu, Bupati berpesan agar proses pembangunan yang ada di Desa Kumitir ilakukan secara hati-hati.
“Saya pesan kepada pak Kades, untuk proses pembangunan pasti akan berbeda dengan desa lain. Di sini ada temuan Situs Kumitir yang sangat berharga. Pastinya harus lebih hati-hati ke depan, jangan sampai mengganggu proses ekskavasi. Karena bisa jadi masih ada yang belum ditemukan. Kumitir dapat menjadi masa depan cerah bagi Kabupaten Mojokerto,” jelasnya.
Dengan dibukanya kembali ekskavasi Situs Kumitir, lanjut Bupati, Pemkab Mojokerto akan betul-betul ingin memanfaatkan kesempatan tersebut. Semua ada kewenangan masing-masing. Menurutnya, dengan ditemukannya Situs Kumitir di Desa Kumitir, tidak hanya sekedar sejarah saja tetapi merupakan peluang besar bagi masyarakat Kabupaten Mojokerto.
“Masyarakat bisa memanfaatkan zona di luar area situs untuk bisa meningkatkan kesejahteraan melalui pertumbuhan ekonomi. Selain menjadi lokasi wisata, ini juga menjadi pusat pendidikan yang luar biasa. Dan ini kaitannya tidak hanya pendidikan sejarah tetapi juga pendidikan karakter. Kita ini adalah bangsa yang besar,” ujarnya.
Karena masyarakat Mojokerto adalah keturunan dari kerajaan yang besar, yang bisa menghargai perbedaan dan bisa mewujudkan persatuan dan perbedaan yang ada. Pihaknya akan berbicara lebih lanjut apa yang bisa dilakukan Pemkab Mojokerto untuk mensupport ekskavasi Situs Kumitir sesuai dengan kewenangan masing-masing.
“Lebih kearah bagaimana kita mempersiapkan masyarakat di sekitar area penemuan Situs Kumitir untuk bisa memperlancar proses ekskavasi dan tentunya proses-proses berikutnya,” lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Disbudpar Provinsi Jawa Timur, Sunarto menyatakan apresiasinya untuk Desa Bejijong Kecamatan Trowulan yang masuk dalam 50 besar desa wisata se-Indonesia. Desa yang khas dengan rumah penduduk bergaya etnik Majapahit, menjadi salah satu inspirasi rencana pelaksaanaan Pekan Budaya Daerah Jawa Timur.
“Gubernur Jawa Timur dan Komisi E DPRD sangat mendukung apabila diselenggarakan pekan budaya daerah dengan mengangkat budaya Majapahit sebagai inspirasinya. Kita dapat mengangkat Desa Bejijong Kecamatan Trowulan menjadi tujuan destinasi. Majapahit harus terus kita angkat sebagai kebanggan kita,” tegasnya. [tin/ted]
Sumber : https://beritajatim.com/